Kamis, 11 Februari 2016

Make your own candle !

Mumpung lagi pulang Semarang selama beberapa hari, saya menyiapkan beberapa agenda untuk dilakukan di semarang. Maklum end januari saya baru off dari kerjaan karena ngga betah lama-lama LDR-an sama hubby. Salah satunya saya janjian dengan ibu ex-dosen saya yang sekarang sukses menjalankan bisnis kreativitasnya, bu joyce, saya ingin belajar aneka kreativitas lilin dan clay. Rumah kreativitasnya berada di kota Salatiga, cukup jauh dari rumah saya namun hal tersebut tidak menyurutkan keinginan saya untuk belajar (I’m a such long life learner..hahay).
Di post ini saya akan membahas mengenai lilin , untuk yang clay sudah saya bahas di post sebelumnya ya. Untuk melihat klik disini
Sebenarnya saya bukan tipe orang yang telaten (kata orang jawa) namun akhir-akhir ini saya sangat tertarik dan memiliki strong passion terhadap benda yang satu ini. Why? Cerita bermula ketika saya ingin membuat kamar tidur saya memiliki suasana yang nyaman dan harum (seperti di tempat spa gitu) kemudian saya mencari lilin aromaterapi di berbagai tempat belanja, namun saya tidak menemukan lilin aromaterapi yang sesuai dengan keinginan. Saya memang sempat membeli, tapi aromanya kurang kuat dan kebanyakan lilin yang dijual di pasaran berbahan dasar parafin wax dimana parafin adalah hasil  tambang dan merupakan hidrokarbon alkana  yang jika dibakar akan menghasilkan zat-zat berbahaya. Jika digunakan secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama akan mengganggu kesehatan. Sebagai seorang farmasis saya berkeinginan untuk membuat suatu aromatic candle yang memiliki aroma relaksasi dan berbahan dasar senyawa yang aman.  Namun untuk lilin decorative, parafin wax boleh digunakan karena tidak dibakar dan hanya untuk tujuan estetika saja .

Saya sampai di rumah kreativitas jam 9 pagi dan saya belajar  selama sekitar 4 jam. Karena saya hanya ingin mengetahui teknik pembuataan lilin decorative jadi kami mengguanakan parafin dan stearin yang harganya relatif murah. Bahan dapat di switch sesuai keinginan kita, asal tau karaketristik bahan yang digunakan. Kami membuat lilin sterain bentuk bunga (cetakan plastik), lilin sterain bunga (cetakan silicon), lilin serut dalam gelas bermotif, lilin replika kue pie, lilin replika donat siram coklat, lilin cupcake dihias butter cream, lilin cupcake tabur keju, dan lilin es krim. Bikin ngiler yak..hehe. Dalam prakteknya, lilin parafin dibuat dari parafin dan stearin dengan perbandingan tertentu. Sedangkan stearin dapat hanya digunakan sebagai bahan baku tunggal saja. Penambahan stearin dalam lilin parafin bertujuan untuk mengeraskan lilin sehingga lebih tahan lama.   
Taraa...inilah sebagian foto hasil karya kami..!!
(lilin stearin bunga cetakan plastik)
Sebenarnya cetakan plastik adalah cetakan yang digunakan untuk membuat kue, namun bisa juga untuk mencetak lilin. Asal jangan  abis buat bikin lilin digunakan untuk membuat kue loh ya. Kami menggunakan 2 warna, untuk penuangan lapisan kedua, ditunggu sampai lapisan pertama keras dan adonan kedua sudah tidak begitu panas namun masih bisa dituang.

(Lilin stearin bunga cetakan silicon)
Cetakan silicon merupakan cetakan yang cocok untuk lilin, namun harganya lebih mahal.

(Lilin serut dalam gelas bermotif)
Motifnya kamu menggunakan malam yang dibentuk, lucu ya.
(Lilin replika kue pie)
Untuk biji kiwi kami menggunakan biji selasih,  semua bahan dan alat disini menggunakan bahan dan alat yang ada di sekitar kita lho.


(Lilin replika donat siram coklat)
Bentuk donat kami menggunakan cetakan donat sungguhan, untuk toping coklat menggunakan lilin warna coklat, tinggal celupin aja. Kemudian diberi butter krim dan cerry. Untuk messes nya kami menggunakan messes dari clay. Yummy...! sayang ngga bisa dimakan.
(Lilin replika cupcake dihias butter cream)
Prinsipnya sama dengan lilin replika yang lain, untuk butter cream menggunakan lilin putih saja tanpa pewarna.

(Lilin replika cupcake tabur keju)
Untuk keju taburnya menggunakan lilin warna kuning dan diserut dengan parutan keju. Mirip keju beneran lho..

(Lilin replika ice cream)
Karena tidak ada gelas es krim dalam bentuk mini, kami menggunakan plastik gelas puding. Sebenarnya tidak boleh menggunakan plastik untuk membuat lilin namun karena ini tidak untuk dibakar jadi tidak apa-apa.  Kami menggunakan sendok es krim beneran untuk membuatnya tapi sendok es krimnya terlalu besar jadi terlihat penuh.
Sebenarnya mudah membuat lilin decorative hanya perlu tahu teknik, karakteristik bahan dan timing yang pas kapan harus menuangkan adonan-adonan lilin tersebut. Semoga bermanfaat dan menginspirasi. C U next post..

-Creativity is intelligence having Fun- (Albert Einstein)
This entry was posted in

"Sambal Mangga, Yummiii...!!"

Karena saya adalah javanese-pure blooded alias berdarah jawa asli saya sangat suka sekali makanan yang memiliki cita rasa asam dan pedas. Acid and spicy taste are my favorite. Makanan yang selalu membuat  saya ingin nambah dan nambah lagi salah satunya adalah sambal mangga. Selain rasanya yang nikmat, makanan pelengkap ini juga kaya akan vitamin lho. Buah mangga mengandung vitamin A, B1, B2, dan C. Selain itu, mangga juga mengandung flavonoid seperti quercetin, astagalin, dan asam galat  yang dapat berperan sebagai antioksidan untuk melawan radikal bebas.
Namun, sejak saya pindah ke Bandung, saya belum menemukan tempat makan yang menyajikan sambal mangga yang cocok dengan lidah saya. Kalau dulu waktu disemarang seringnya kalau pengen sambal tinggal ke SS (Super Sambal) aja. Memang sih di Bandung juga ada tapi ngga tau tempat nya dimana, jarang liat juga.
So, saya kepikiran untuk membuat sambal mangga sendiri, dan ternyata sangat sangat sangat mudah sekali.
Buat yang pengen bikin juga, Here is the recipe...!!
Bahan :
-  Mangga muda     (tergantung selera, biasanya sih saya pakai 1 buah yang kecil)
-  Cabe merah       (secukupnya)
-  Cabe rawit         (secukupnya)
-  Garam              (secukupnya)
-  Gula merah        (secukupnya)
-  Terasi bakar       (dikit aja, paling seujung sendok teh)
Cara membuat :
1. Potong mangga muda seperti batang korek api
2. Uleg cabe merah, cabe rawit, garam dan gula merah sampai merata. Kemudian masukkan terasi bakar dan uleg kembali.
3. Campurkan sambal/ bumbu yang telah dihaluskan dengan potongan mangga
4. Sambal mangga siap disajikan.
Harusnya pakai mangga muda sih tapi mangga dirumah udah matang..hehe. But it tasty.
Now, sambal mangga is ready to serve!! Yummy...:-D
This entry was posted in

Rabu, 10 Februari 2016

Having Fun with Clay !!

Kreatifitas merupakan salah satu cara untuk mengembangkan ide-ide baru (thinking new thing). Salah satu kreatifitas yang menarik perhatian saya adalah clay. Clay sendiri sebenarnya memiliki arti tanah liat, namun sekarang sudah banyak clay berbahan sintesis seperti sculpey III, premo sculpey , fimo dll (bahan import).Namun sayangnya harga bahan tersebut menurut saya sangat mahal sehingga sekarang banyak yang menggunakan tepung sebagai bahan Clay. Sabtu kemarin saya memiliki kesempatan untuk belajar membuat Flour Clay bersama Ibu Joyce, owner Rumah Kreativitas JoyArt. Sebenarnya sudah banyak artikel yang mengulas resep mengenai clay tepung untuk dibuat sendiri di rumah namun rasanya sayang  jika saya melewatkan kesempatan ini, mumpung lagi pulang Semarang. Lets Have Fun with Flour Clay !!
Ngga berantakan ya ngga belajar^
Clay Tepung ini dibuat menggunakan campuran 3 jenis tepung, yaitu tepung maizena, tepung beras dan tepung kanji. Untuk mencegah tumbuhnya jamur ditambahkan bahan pengawet seperti Na Benzoat. Juga ditambahkan lem putih untuk membentuk adonan maupun mengeraskan clay. Kerugian dari clay ini adalah dapat berjamur jika pengeringan tidak sempurna namun jangan khawatir jika teknik yang digunakan benar, clay ini tidak akan berjamur dan menghasilkan tampilan yang tidak kalah bagus dengan clay berbahan import. Untuk pewarnaan  bisa menggunakan pewarna makanan, cat air, cat poster, cat akrilik dan cat minyak. Namun masing-masing cat memiliki keunggulan dan kerugian masing-masing. Sebagai contoh, jika menggunakan cat air. Cat air adalah cat yang larut air, sehingga apabila clay terkena air akan mudah luntur. Namun hal ini dapat diatasi dengan di lapisi dengan pilox transparan/ cat kuku bening. Alat yang digunakan untuk pembuatan clay pun banyak macamnya dan banyak dijual di toko craft, namun kami hanya menggunakan alat-alat seadanya sebagai contoh untuk membuat bunga-bunga atau bentuk bentuk lucu 2 dimensi menggunakan cookies cutter yang harganya lebih murah, atau membuat motif rok menggunakan batang cotton bud. Banyak trik yang dapat digunakan, jadi jangan khawatir..hehe.  Pengeringan clay ini hanya diangin-anginkan saja sehingga membutuhkan waktu yang agak lama dan sangat tergantung suhu udara. Harus sabar karena dibuat per part, bagian bawah clay harus kering terlebih dahulu sebelum ditambahkan bagian lain agar bisa menopang badan clay dengan baik.

Overall, I Looveee it..!!
Here are some photos


(Baby monkey^)


(Donal duck^ mirip kan)


(Girl, baby, harimau)
Girl nya gendut yaa..hehe. Itu karena cuaca pada saat pembuatannya sedang hujan deras sehingga bagian bawah clay belum kering sudah ditumpuk bagian atas sehingga clay cenderung turun. 

(Boy^) 
Yuk, buat claymu sendiri..!!
Thanks for visiting Lifedia^^

This entry was posted in

Senin, 01 Februari 2016

Deviasi/Penyimpangan di Industri Farmasi

Hai hai hai sahabat Lifepedia,,Selamat siang,,

It’s a rainy day, paling enak duduk didepan laptop, minum teh sambil ngemil..hehe dan tentunya sambil sharing dengan sahabat lifepedia, selain bermanfaat perut juga kenyang :D

Kali ini saya ingin share pengalaman ketika saya melakukan PKPA (Praktek Kerja Lapangan) di suatu industri farmasi, saya berada di departemen QA (GMP Compliance) dan mendapat tugas khusus mengenai Penangan Deviasi/Penyimpangan.

Apa itu Deviasi/ Penyimpangan?

Deviasi adalah segala aspek pembuatan obat yang tidak sesuai dengan prosedur pabrik, contohnya salah penandaan Expired Date, adanya semut atau kontaminan saat mixing/ granulasi, salah penimbangan, ada spot pada tablet dan lain-lain.

Bagaimana Manajemen Deviasi?
Manajemen deviasi merupakan salah satu sistem dokumentasi yang wajib diterapkan oleh setiap industri farmasi dalam melakukan kontrol terhadap segala aspek pembuatan obat. Segala bentuk deviasi ini harus dilaporkan ke QA oleh siapapun yang menemukannya. Deviasi ini ada dua macam, yaitu deviasi tak terduga (Non conformity case) dan deviasi terencana (Temporarily change). Deviasi tak terduga merupakan segala bentuk penyimapangan yang terjadi secara spontan atau tidak dapat diperkirakan. Deviasi terencana merupakan segala bentuk penyimpangan yang dapat diperkirakan dan memang direncanakan, misal ketika libur panjang aktivitas produksi berhenti, AHU dimatikan, sementara AHU itu dibutuhkan kontrol ruangan. Deviasi yang terjadi selanjutnya dibuat CAPA (Corrective And Preventive Action).

Apa itu CAPA?

CAPA (Corective And Preventife Action) merupakan suatu tindakan tidak hanya untuk mengatasi deviasi yang terjadi tetapi juga membuat tindakan preventif agar deviasi tersebut tidak terjadi lagi. Laporan deviasi suatu industri farmasi isinya tidak selalu sama karena tergantung dari jenis deviasi yang terjadi.

Bagaimana Tahapan Penanganan Deviasi?

Hal-hal yang perlu tercantum dalam laporan deviasi, antara lain :
1.    Tanggal deviasi dilaporkan
2.    Nomor Dokumen
3.    Tanggal deviasi ditemukan
4.    Deskripsi deviasi yang terjadi
5.    Departemen terkait
6.    Investigasi Awal
Investigasi awal dilakukan segera setelah deviasi di area tertentu ditemukan oleh pihak yang berwenang untuk memulai penanganan deviasi. Investigasi awal dilakukan oleh departemen terkait untuk mengetahui apa dan dimana deviasi terjadi, kapan terjadinya, perubahan yang mungkin timbul karena deviasi yang terjadi, siapa saja yang terlibat , penyebab dari deviasi yang terjadi, apakah ada dampak terhadap regulasi, apakah ada dampak terhadap kualitas produk, apakah ada dampak terhadap lingkungan dan apakah ada dampak lain yang mungkin terjadi. 
7.    Risk Assesment
Risk assesment dilakukan untuk memperkirakan besarnya resiko akibat deviasi tersebut dan tindakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki dan mencegah deviasi tersebut terulang kembali. Ada beberapa cara menentukan Risk Assesment (dapat dilihat juga di ICH Q9 mengenai Quality Risk Management). Disini menggunakan metode FMEA (Failure Mode Effect Analysis). Risk assesment dilakukan dengan melihat 3 parameter dan memperkirakan besar pengaruhnya dengan menggunakan penilaian (scoring), yaitu :
1.        Saverity of Effect (S)
Merupakan besarnya dampak atau tingkat keparahan yang diakibatkan oleh deviasi yang terjadi. Scoring (1-10) :
10    : Sangat signifikan terhadap GMP atau membahayakan kehidupan pasien.        
5      : Signifikan terhadap GMP atau berpengaruh terhadap pasien.
1      : Sedikit berpengaruh terhadap GMP atau tidak berpengaruh terhadap pasien. 
2.     Occurence (O)
Merupakan besarnya kemungkinan atau frekuensi kejadian. Scoring (1-10) :
10     : Sangat sering
5       : Sering
1       : Jarang
3.     Detection (D)
Merupakan besarnya kemungkinan deviasi dapat segera dideteksi sebelum resiko yang lebih lanjut terjadi. Semakin tinggi kemungkinan deviasi menurunkan nilai resiko (scoring). Scoring (1-10):
1      : Sangat mudah dideteksi atau banyak mekanisme untuk mendeteksi yang  dapat dipercaya.
5     : Mudah dideteksi atau lebih dari satu mekanisme untuk mendeteksi yang dapat dipercaya.
10   : Sulit atau tidak dapat dideteksi atau tanpa adanya mekanisme untuk mendeteksi atau metode belum dapat dipercaya.
Selanjutnya dihitung besarnya resiko atau Risk Priority Number (RPN) dengan rumus : 
RPN = S x O x D   
Keterangan :
S : Severity of Effect
O : Occurance
D : Detection
Deviasi kemudian diklasifikasikan berdasarkan hasil assesment ke dalam kategori:
         a.   Critical
         Deviasi yang berpotensi membahayakan kesehatan, melanggar regulasi yang berlaku           baik terhadap regulasi produksi maupun pemasaran.
          b.  Major
         Deviasi terhadap sistem GMP yang berpotensi memiliki dampak terhadap kualitas              produk akhir.Termasuk pula kumpulan deviasi minor yang mengacu pada kegagalan            sistem.
           c.  Minor
         Deviasi yang terjadi pada prosedur-prosedur yang ada dan tanpa adanya dampak                terhadap kualitas produk akhir. 
8.    CAPA Plan
      Terdapat rencana CAPA untuk masing-masing kategori deviasi, yaitu :
      a. Deviasi minor
           Evaluasi adanya potensi akan berdampak pada produk atau batch lain dan segera           melaksanakan CAPA yang diperlukan. Selanjutnya deviasi minor tersebut dapat             ditutup.
       b. Deviasi major dan Critical
           Diperlukan investigasi lebih lanjut terkait analisis sumber penyebab deviasi serta           assesment dampak dan resiko yang dapat timbul untuk dapat segera dilakukan               tindakan perbaikan. Selanjutnya CAPA dilakukan berdasarkan hasil dari investigasi         terhadap sumber penyebab deviasi. 
9.    Persetujuan CAPA
10. Verifikasi CAPA
11. Persetujuan penutupan kasus deviasi

Secara umum seperti itulah penanganan deviasi di industri farmasi. Sistem penanganan
mungkin berbeda antara industri yang satu dengan industri yang lain tergantung kebijakan
perusahaan.  

Thanks for visiting Lifepedia, Semoga bermanfaat...